BADIK Lambang kedewasaan Anak Bugis Makassar
Badik atau badek adalah pisau yang memiliki bentuk
khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar,
mempunyai sisi tajam tunggal ataupun ganda, berbentuk asimetris dan bilahnya
kadang kala dihiasi dengan Pamor
Pamor
adalah berkas atau guratan terang pada bilah senjata dari logam yang muncul
akibat pencampuran dua atau lebih material logam yang berbeda. Pamor terjadi
akibat pemanasan, pelipatan, dan penempaan yang berulang-ulang dalam proses
perundagian.
Ketika bilah dibuat, logam yang memijar belum meleleh namun menjadi lunak. Apabila logam yang memijar berbeda-beda, mereka akan saling berlekatan (adhesi). Penempaan akan membuat titik pelekatan berbelok-belok dan, oleh pandai besi yang berpengalaman, dapat dibentuk mengikuti pola tertentu. Keterampilan memanipulasi bentuk pamor dikuasai oleh para empu pembuat keris dan senjata-senjata tajam lainnya (misalnya badik dan tombak) di Nusantara.
Senjata-senjata berpamor ditemukan pula pada temuan arkeologi di kawasan Tiongkok selatan dan Indocina. Dari kawasan Persia dikenal pula teknik pemrosesan logam yang menghasilkan tampilan serupa pamor yang materialnya disebut baja damaskus (damascene). Karena itulah, pamor pada keris kadang-kadang dianggap bagian dari teknik damascene.
Ketika bilah dibuat, logam yang memijar belum meleleh namun menjadi lunak. Apabila logam yang memijar berbeda-beda, mereka akan saling berlekatan (adhesi). Penempaan akan membuat titik pelekatan berbelok-belok dan, oleh pandai besi yang berpengalaman, dapat dibentuk mengikuti pola tertentu. Keterampilan memanipulasi bentuk pamor dikuasai oleh para empu pembuat keris dan senjata-senjata tajam lainnya (misalnya badik dan tombak) di Nusantara.
Senjata-senjata berpamor ditemukan pula pada temuan arkeologi di kawasan Tiongkok selatan dan Indocina. Dari kawasan Persia dikenal pula teknik pemrosesan logam yang menghasilkan tampilan serupa pamor yang materialnya disebut baja damaskus (damascene). Karena itulah, pamor pada keris kadang-kadang dianggap bagian dari teknik damascene.
Menurut
masyarakat Bugis dan Makassar setiap jenis badik memiliki
kekuatan yang dapat mempengaruhi konsidi, keadaan dan proses kehidupan
pemiliknya. Badik dipergunakan bukan hanya untuk membela diri atau
berburu, tetapi juga merupakan suatu identitas diri dari suatu kelompok etnis
atau kebudayaan. Badik tidak hanya terdapat di Makassar tetapi juga ada di
daerah Bugis dan Mandar, tentunya dengan nama dan bentuk yang berbeda.Secara
umum badik terdiri atas 3 bagian yaitu : hulu (gagang), bilah (besi) dan
sebagai pelengkap adalah Banoang (sarung badik).
Didaerah
Sulawesi Selatan khususnya daerah Bugis dan Makassar, badik dijadikan sebagai
lambang kedewasaan seseorang. Pemberian badik dari seorang ayah kepada anaknya
menandakan bahwa anak tersebut telah dewasa dan mampu diberikan tanggung jawab
(amanah), bukan untuk dipakai pamer tetapi juga bagaimana anak tersebut mampu
menjaga dirinya untuk tidak memakai badik tersebut, Sele' Bassi perlambang dari
sikap dewasa, mampu menjaga siri'na bukan hanya dari fisik tetapi dewasa juga
dalam pembawaan, mampu menjaga norma atau ada' (hukum) yang berlaku, pappasang
(pesan) serta mampu menjaga agamanya agamanya. disini tertanam nilai-nilai
kerendahan hati dan kesabaran.
SEJARAH BADIK
Badik ini merupakan senjata khas tradisonal Makassar, Bugis
dan Mandar yang berada dikepulauan Sulawesi. Ukurannya yang pendek dan mudah
dibawa kemana mana, tapi jangan salah lho kalau badik ini sudah keluar dari
sarungnya pantang untuk dimasukkan sebelum meminum darah.
Maka biasanya senjata adat yang bernama Badik ini dahulu sering dipakai oleh kalangan petani untuk melindungi dirinya dari binatang melata dan atau membunuh hewan hutan yang mengganggu tanamannya. Selain itu karena orang bugis gemar merantau maka penyematan badik dipinggangnya membuat dia merasa terlindungi.
Badik memiliki bentuk dan sebutan yang berbeda-beda tergantung dari daerah mana ia berasal. Di Makassar badik dikenal dengan nama badik sari yang memiliki kale (bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam serta cappa dan banong (sarung badik). Sementara itu badik Bugis disebut kawali, seperti kawali raja (Bone) dan kawali rangkong (Luwu). Kawali Bone terdiri dari bessi (bilah) yang pipih, bagian ujung agak melebar serta runcing. Sedangkan kawali Luwu terdiri dari bessi yang pipih dan berbentuk lurus. Kawali memiliki bagian bagian: Pangulu (ulu), bessi (bilah) dan wanoa (sarung)
Umumnya badik digunakan untuk membela diri dalam mempertahankan harga diri seseorang atau keluarga. Hal ini didasarkan pada budaya siri' dengan makna untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri' ini sudah menyatu dalam tingkah laku, sistem sosial budaya dan cara berpikir masyarakat Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan. Selain dari pada itu ada pula badik yang berfungsi sebagai benda pusaka, seperti badik saroso yang memiliki nilai sejarah. Ada pula sebagian orang yang meyakini bahwa badik berguna sebagai azimat yang berpengaruh pada nilai baik dan buruk seseorang.
Maka biasanya senjata adat yang bernama Badik ini dahulu sering dipakai oleh kalangan petani untuk melindungi dirinya dari binatang melata dan atau membunuh hewan hutan yang mengganggu tanamannya. Selain itu karena orang bugis gemar merantau maka penyematan badik dipinggangnya membuat dia merasa terlindungi.
Badik memiliki bentuk dan sebutan yang berbeda-beda tergantung dari daerah mana ia berasal. Di Makassar badik dikenal dengan nama badik sari yang memiliki kale (bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam serta cappa dan banong (sarung badik). Sementara itu badik Bugis disebut kawali, seperti kawali raja (Bone) dan kawali rangkong (Luwu). Kawali Bone terdiri dari bessi (bilah) yang pipih, bagian ujung agak melebar serta runcing. Sedangkan kawali Luwu terdiri dari bessi yang pipih dan berbentuk lurus. Kawali memiliki bagian bagian: Pangulu (ulu), bessi (bilah) dan wanoa (sarung)
Umumnya badik digunakan untuk membela diri dalam mempertahankan harga diri seseorang atau keluarga. Hal ini didasarkan pada budaya siri' dengan makna untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri' ini sudah menyatu dalam tingkah laku, sistem sosial budaya dan cara berpikir masyarakat Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan. Selain dari pada itu ada pula badik yang berfungsi sebagai benda pusaka, seperti badik saroso yang memiliki nilai sejarah. Ada pula sebagian orang yang meyakini bahwa badik berguna sebagai azimat yang berpengaruh pada nilai baik dan buruk seseorang.
KEUNIKAN
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang
dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal
atau ganda. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi
dengan pamor. Namun demikian, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki
ganja (penyangga bilah).
Badik ini merupakan senjata khas tradisonal Makassar, Bugis dan Mandar yang berada dikepulauan Sulawesi. Ukurannya yang pendek dan mudah dibawa kemana mana, tapi jangan salah lho kalau badik ini sudah keluar dari sarungnya pantang untuk dimasukkan sebelum meminum darah.
Maka biasanya senjata adat yang bernama Badik ini dahulu sering dipakai oleh kalangan petani untuk melindungi dirinya dari binatang melata dan atau membunuh hewan hutan yang mengganggu tanamannya. Selain itu karena orang bugis gemar merantau maka penyematan badik dipinggangnya membuat dia merasa terlindungi.
Badik memiliki bentuk dan sebutan yang berbeda-beda tergantung dari daerah mana ia berasal. Di Makassar badik dikenal dengan nama badik sari yang memiliki kale (bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam serta cappa dan banong (sarung badik). Sementara itu badik Bugis disebut kawali, seperti kawali raja (Bone) dan kawali rangkong (Luwu). Kawali Bone terdiri dari bessi (bilah) yang pipih, bagian ujung agak melebar serta runcing. Sedangkan kawali Luwu terdiri dari bessi yang pipih dan berbentuk lurus. Kawali memiliki bagian bagian: Pangulu (ulu), bessi (bilah) dan wanoa (sarung)
Umumnya badik digunakan untuk membela diri dalam mempertahankan harga diri seseorang atau keluarga. Hal ini didasarkan pada budaya siri' dengan makna untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri' ini sudah menyatu dalam tingkah laku, sistem sosial budaya dan cara berpikir masyarakat Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan. Selain dari pada itu ada pula badik yang berfungsi sebagai benda pusaka, seperti badik saroso yang memiliki nilai sejarah. Ada pula sebagian orang yang meyakini bahwa badik berguna sebagai azimat yang berpengaruh pada nilai baik dan buruk seseorang.
Badik ini merupakan senjata khas tradisonal Makassar, Bugis dan Mandar yang berada dikepulauan Sulawesi. Ukurannya yang pendek dan mudah dibawa kemana mana, tapi jangan salah lho kalau badik ini sudah keluar dari sarungnya pantang untuk dimasukkan sebelum meminum darah.
Maka biasanya senjata adat yang bernama Badik ini dahulu sering dipakai oleh kalangan petani untuk melindungi dirinya dari binatang melata dan atau membunuh hewan hutan yang mengganggu tanamannya. Selain itu karena orang bugis gemar merantau maka penyematan badik dipinggangnya membuat dia merasa terlindungi.
Badik memiliki bentuk dan sebutan yang berbeda-beda tergantung dari daerah mana ia berasal. Di Makassar badik dikenal dengan nama badik sari yang memiliki kale (bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam serta cappa dan banong (sarung badik). Sementara itu badik Bugis disebut kawali, seperti kawali raja (Bone) dan kawali rangkong (Luwu). Kawali Bone terdiri dari bessi (bilah) yang pipih, bagian ujung agak melebar serta runcing. Sedangkan kawali Luwu terdiri dari bessi yang pipih dan berbentuk lurus. Kawali memiliki bagian bagian: Pangulu (ulu), bessi (bilah) dan wanoa (sarung)
Umumnya badik digunakan untuk membela diri dalam mempertahankan harga diri seseorang atau keluarga. Hal ini didasarkan pada budaya siri' dengan makna untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri' ini sudah menyatu dalam tingkah laku, sistem sosial budaya dan cara berpikir masyarakat Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan. Selain dari pada itu ada pula badik yang berfungsi sebagai benda pusaka, seperti badik saroso yang memiliki nilai sejarah. Ada pula sebagian orang yang meyakini bahwa badik berguna sebagai azimat yang berpengaruh pada nilai baik dan buruk seseorang.
Tehnik Pembuatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar